REPUBLIKNEWS.CO.ID, FLORES TIMUR — Pesisir Pantai Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu dibayang-bayangi abrasi. Gelombang tinggi terus menggerus bibir pantai.
Sebagian sudut Kota, sudah dilindungi oleh tembok penahan gelombang. Tapi sebagian lain, seperti di RT 12/ RW 06, Desa Lamawalang belum ada turap Pantai seperti di sebelah timur PR Okishin, Perusahaan Ikan asal Jepang.
Gelombang laut sudah mendekati pemukiman warga. Beberapa pohon kelapa tumbang, pagar kebun dan pisang.
Baca Juga : Ombudsman NTT Soroti Kinerja Aggota Polres Flotim dalam Kasus Tindak Pidana Pengerusakan
Magdalena Ema Tukan, warga yang menerima dampak abrasi laut, Sabtu (04/02/2023) mengungkapkan laut sudah mengikis daratan sepanjang lebih/kurang empat meter.
“Belum terlalu lama, sejak empat tahun lalu daratan sudah hilang empat meter,” kata mama Len.
Len mengharapkan perhatian pemerintah untuk melindungi rumah mereka dari terjangan gelombang.
Baca Juga : Terduga Pelaku Pembakaran Motor Dilepas, Keluarga Sesalkan Kinerja Anggota Polres Flotim
“Lama-lama gelombang bisa masuk rumah. Tanah kami sudah banyak yang hilang,” kata Len Tukan.
Len juga menambahkan, setelah kejadian badai beberapa waktu yang lalu, Kepala Desa Lamawalang dan aparat, sudah turun tinjau lokasi.
“Memang setelah kejadian itu pun, kepala desa dan aparat sudah meninjau lokasi dan melihat langsung kondisi ini, namun harapan kami agar dibuat kan talud penahan ombak juga,” kata Mama Len.
Baca Juga : Ditengah Erupsi Gunung Lewotobi, WNA Asal Swedia Malah Camping di Daerah Rawan Aliran Erupsi
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Edu Fernandez ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat, (3/2/2023) menyampaikan akan ada upaya untuk membangun talud penahan ombak setelah timnya turun untuk mengidentifikasi.
“Untuk warga yang terkena dampak abrasi, agar dibuatkan laporan secara resmi ke desa, biar tim kami turun untuk melakukan identifikasi,” kata Edu Fernandez.